Di postingan kali ini, gue mau agak "belok" dari tulisan gue sebelumnya. Gue mau coba bikin cerpen. Tapi ini baru awalnya doang, belom sampe ke masalah dan klimaksnya. Tapi kalo banyak yang suka, gue janji bakal gue terusin cerpen gue yang satu ini. :)
Langsung aja nih. HAJAR!
Zaman
dahulu kala. Di sebuah kerajaan yang teramat megah dengan desa yang makmur.
Hiduplah seorang pangeran bernama Bhol Raphedh. Anak kandung dari Raja
Sumpeltit dan Ratu Ndhak Pherawan. Jika di kerajaan-kerajaan tetangga pangeran
punya style fashion necis, maskulin, pokoknya rapi. Pangeran Bhol ini gak
terawat. Dari muka sampai kaki. Dari ujung rambut sampi ujung jem...pol.
Rambut
awut-awutan ala orang gila pasar inpres. Kumis dengan potongan gak rata,
sebelah kumis sebelah bulu ketek. Jenggot yang mulai tumbuh di jidat dan lubang
hidungnya. Siapapun yang melihat Pangeran Bhol pasti akan merasa iba. Malah,
terkadang ada rakyat yang memberikan Pangeran Bhol uang 500 perak bekas
kerokan. Rakyat mengira dia pengemis. Sungguh kasihan nasib pangeran Bhol.
Suatu
ketika. Pangeran Bhol sedang berjalan-jalan di kerajaan sebelah dengan menaiki
kendaraan yng teramat megah pada saat itu, unta yang telah dilengkapi dengan
sistem NOS dan per yang aero dinamis. Pangeran Bhol teringat pesan ibunda
tercinta untuk memberikan kabar saat sudah sampai di kerajaan sebelah. Pangeran
pun merogoh dashboard yang menempel di punuk unta untuk meraih blackberrehnya.
Apa daya, setelah melihat layar blackberrehnya ternyata ada sms dari operator.
Sms yang mengatakan bahwa paket blackberrehnya abis pada detik itu juga. Dan
dia tidak mempunyai pulsa sedikitpun.
Dalam
kegalauan Pangeran berdiri. Pangeran kepikiran sama ibunda tercinta. Pangeran
takut ibunda khawatir karena dia belum memberikan kabar. Beberapa detik
kemudian, mata pangeran terbelalak, keringat dingin mengucur di wajahnya,
mulutnya nampak pucat. Ternyata sang Pangeran melihat counter pulsa di ujung
jalan. Hatinya pun sumringah. Tanpa sadar dia melakukan joget gangnam style
sepanjang perjalanan menuju counter tersebut.
Didepan
counter, Pangeran tak kalah kagetnya. Dia melihat sesosok wanita yang terlihat
anggun. Kulitnya putih, rambutnya lurus, hidungnya mancung, bibirnya merah
merekah, penampilannya benar-benar terlihat seperti seorang Putri Kerajaan.
Pangeran yang melihat hanya bisa mematung, keringat yang kali ini hangat keluar
deras dari jidatnya, terlihat iler yang membahasi bibir sampai baju layaknya
seseorang yang keracunan susu basi. Yak! Pangeran jatuh cinta kepada penjaga
counter pulsa yang cantik ini.
"Misi,
mbak. Mau isi pulsa." Sapa si Pangeran. "Iya. Voucher apa
elektrik?" Timpal si mbak cantik. "Voucher aja. Yang goceng."
pangeran menjawab dengan semangat. "Oke. Tunggu sebentar, yah." si
mbak pun membuka laci tempat voucher pulsa disimpan. "Ini mas, vouchernya."
si mbak memberikan voucher ke Pangeran yang di panggil mas itu. Tidak sengaja,
tangan mereka bersentuhan saat Pangeran mengambil voucher. Hati Pangeran
semakin berdegup kencang!
Langkah
kecil pangeran menjauh dari counter pulsa sambil bergegas memasukkan kode
voucher yang tertera di belakang voucher. Pulsa yang ditunggu, masuk. Pangeran
langsung menelpon ibunda tanpa basa-basi. Selain memberikan kabar, pangeran
menceritakan mbak yang berada di counter tadi. Pangeran memberi tahu bahwa dia
telah jatuh cinta. Sang ibunda yang mendengar langsung mengucurkan air mata.
Beliau terharu. Akhirnya ketakutan sang ibunda selama sang pangeran menjomblo
tidak terbukti. Ibunda takut anaknya mengalami kelainan seksual. Beliau takut
anaknya hanya nafsu terhadap penyu sumatera.
To be
continued...
Tidak ada komentar:
Tempat Berkoar